Sejarah

Sejarah AUBMO PSDKU Banyuwangi

Ketika kita sampai di Banyuwangi, AUBMO masih terbilang sangat baru untuk dikatakan sebagai organisasi. Hal ini dikarenakan ketika AUBMO terbentuk di PDD Banyuwangi, pada struktur organisasinya hanya terdiri dari Mas Lukman sebagai ketua, Mbak Hefinka sebagai sekretaris, dan Mbak Shella sebagai bendahara. Pada waktu itu tugas mereka hanya untuk mengkoordinir tentang uang kas per bulannya. Setelah satu sampai dua bulan berlalu, AUBMO PDD berencana membuat kementerian-kementerian seperti halnya organisasi pada umumnya agar tidak terlalu berat juga dalam menjalankan suatu organisasi. Kemudian kami menyatakan keinginan tersebut kepada Mas Aad dan Mas Sukartono tentang pembentukan kementerian-kementerian agar sekiranya dapat meringankan beban dari pengurus saat itu. Lalu akhirnya disepakati oleh mereka untuk membentuk beberapa kementerian seperti halnya yang sedang berjalan di Surabaya. Seperti Kementerian Administrasi Kesektretariatan, Kementerian Keuangan, Kementerian Riset dan Keilmuan, Kementerian Seni dan Olahraga, Kementerian Kesejahteraan Mahasiswa, Kementerian Pengabdian Masyarakat, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Kewirausahaan, Kementerian Pengembangan Sumber Daya Manusia, serta Kementerian Kerohanian. Kemudian kami membuka “open requirtment” yang melakukan pemilihan adalah kami para pengurus saat itu, yaitu Mas Lukman, Mbak Hefinka, dan Mbak Shella. Setelah dilakukan evaluasi terhadap program yang dilakukan, didapatkan suatu keganjalan yang berupa jumlah total kepengurusan yang memerlukan sekitar 30 orang, sedangkan jumlah mahasiswa Bidikmisi Universitas Airlangga di Banyuwangi hanya terdapat 65 orang. Hal tersebut menjadi sangat tidak efektif untuk berjalan kedepannya. Dan juga melihat kinerja dari kepengurusan yang tidak dapat berjalan secara optimal, akhirnya hanya tersisa beberapa kementerian, seperti Adkes, Keuangan, PSDM, Kewirausahaan, Kominfo, dan Sega. Itulah kementerian-kementerian yang terbentuk pada masa kepengurusan oleh Mas Edi.



                                                           (AUBMO 2015)

Pada tahun 2015 sudah mulai terstruktur dalam pengorganisasiannya. Dalam setiap penyelenggaraan kegiatan, kami hanya mengandalkan uang kas yang berasal dari iuran tiap bulannya sebanyak Rp 10.000,00 tiap bulan pada masa Mas Lukman. Namun, pada jaman Mas Edi Santoso pada evaluasi dari program sebelumnya bahwa tidak seluruh mahasiswa penerima Bidikmisi, jadi banyaknya nominal iuran dikurangi menjadi Rp 5.000,00 tiap bulannya. Pada masa itu, kurangnya memahami tentang menyimpan. Yang kita dapatkan adalah secuil bakal dari bakat organisasi masa SMA. Pada masa itu ada bimbingan dari AUBMO Surabaya sebagai pemberian bekal dari pembentukan AUBMO PDD di Banyuwangi. Pada masa mas Lukman kita juga menjalin komunikasi eksternal dengan mengajak organisasi dari Jember Raya untuk merayakan Dies Natalis AUBMO di PDD UNAIR Banyuwangi.
Menginjak masa kepengurusan mas Edi Santoso, setiap kementerian berkembang lebih baik sesuai dengan tupoksinya. Perkembangan ini juga diiringi dengan berjalannya program-program kerja seperti BBB (Buka Bersama Bidikmisi), SAMBA 2016 di Banyuwangi (Sambutan Mahasiswa Baru Bidikmisi), dan Dies Natalis AUBMO yang ke-3 di PDD UNAIR Banyuwangi. Telah kita ketahui bahwa AUBMO di Banyuwangi merupakan perpanjangan tangan dari AUBMO di Surabaya sehingga koordinasi harus terus dilakukan mulai dari sharing bersama yang dilakukan di Banyuwangi pada tahun lalu dan pengiriman delegasi dari Banyuwangi untuk mengikuti kegiatan di Surabaya. Masa kepengurusan Mas Edi Santoso berakhir dan terpilih ketua baru untuk menjabat pada kepengurusan 2017 yaitu Muhammad Fauzi Zarkasi dari FPK 2015.


                                                        (AUBMO 2016)

AUBMO sendiri ditujukan untuk mengawal mahasiswa Bidikmisi dan menjalankan kegiatan-kegiatan yang memfasilitasi kegiatan mahasiswa Bidikmisi seperti Pelatihan TOEFL dan Training Kewirausahaan. Berkembangnya organisasi ini juga tak lepas dari bimbingan dosen pembina yaitu Drh. Tohawi. Bidikmisi merupakan program yang berasal dari uang rakyat Indonesia, sehingga sebagai mahasiswa penerima beasiswa tersebut memiliki tanggung jawab moral yang lebih untuk rakyat Indonesia, bukan lagi mengembalikan dalam bentuk hal uang tapi dalam bentuk pengabdian. Dengan jargon Bersatu, Berkarya, Meraih Asa, semoga semangat mengembangkan AUBMO dan mengabdi untuk negara ini terus berlanjut dan semakin baik.

                                          (SEMANGAT, KABINET 2017)

Narasumber: Hefinka Anevia N.H.
Penulis: Lulukatin Nasikhah

Editor: Hodimatum Mahiroh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar